Senin, 20 April 2015

Onno W Purbo, OpenBTS dan OpenWRT



Siapa Onno W Purbo?


            Bicara tentang kemajuan teknologi seolah tak pernah lepas dengan seorang pakar kelahiran Bandung, 17 Agustus 1962, Onno W. Purbo. Namanya yang populer dengan serangkaian prestasi gemilang, karya, dan banyak penghargaan seringkali menghiasi laman-laman media baik cetak, online, maupun TV. Onno -begitu ia disapa- merupakan wisudawan terbaik Teknik Elektro ITB pada tahun 1987 yang kemudian melanjutkan studi magister dan doktoral di McMaster University, Kanada dan Universitas Waterloo, Kanada.

            Pelopor dunia IT yang menggagas program RT/ RW-Net ini adalah orang yang berjasa dengan adanya internet di Indonesia. Kiprahnya di dunia teknologi sudah tidak diragukan lagi. Pria yang senang berbagi ilmu untuk mencerdaskan bangsa dalam dunia IT ini banyak berpihak pada kesejahteraan masyarakat kecil sesuai ajaran yang diajarkan ayahnya, Hasan Poerbo, seorang Professor bidang lingkungan hidup ITB.

            Sebagai seorang pendidik, Onno memiliki impian besar mewujudkan gateway internet pendidikan yang bisa mengaitkan berbagai lembaga pendidikan yang ada. Kebetulan ITB masuk ke dalam jaringan kerja Asia Internet Interconnection Intiatives (AI3) Project yang bermarkas di Jepang. Proyek ini dimotori oleh dua samurai internet yakni Jun Murai, pelopor internet pendidikan di Jepang yang menyandang gelar profesor doktor, serta Suguru Yamaguchi, ilmuwan muda berusia 30 tahun, juga seorang profesor doktor. Yamaguchi adalah pemimpin langsung AI3.

            Onno senang, sebab satuan tugas AI3 ITB, yang dipimpin ketua Lembaga Penelitian ITB Prof. Widiadnyana Merati, mendapat dukungan penuh sivitas akademika hingga timnya dapat bekerja lebih leluasa tanpa gangguan birokrasi ini-itu. Kelak, ITB akhirnya mampu mewujudkan gateway pada kecepatan 2 Mbps, selain memasang serat fiber optik sepanjang 11 kilometer, yang mengikat kawasan kampus menjadi sebuah kesatuan. Warga ITB bisa menikmati internet dengan harga super hemat: Rp 10 ribu per bulan.

            Ia juga memprakarsai pendirian Computer Network Research Group (CNRG) pada 1994. Di awal tahun 1999, ketika Onno mengepalai Perpustakaan Pusat ITB, ia membawa sempalan eksponen CNRG untuk mengembangkan pengelolaan perpustakaan di Knowledge Management Research Group (KMRG). Hasilnya, Digital Library & Library Network terbentuk. Jaringan ini merangkaikan sedikitnya 20 unit perpustakaan di seluruh Indonesia.

            Keseharian pria yang sempat diberitakan menjadi kandidat Menteri Telekomunikasi oleh presiden SBY ini adalah menulis artikel dan puluhan buku yang bisa diunduh secara gratis oleh banyak orang. Ia lebih memilih jalur independen dibandingkan terikat dengan suatu perusahaan atau instansi. Kini, ia lebih menikmati dikejar-kejar deadline oleh media atas artikelnya dan organizer untuk mengisi workshop, konferensi, dan seminar bidang teknologi.


OpenBTS ( Open Base Transceiver Station )     




OpenBTS adalah sebuah BTS GSM berbasis software yang memungkinkan pengguna ponsel GSM melakukan pangilan telepon atau berkirim pesan singkat, tanpa menggunakan jaringan operator selular komersial. Artinya, dengan teknologi ini pengguna bisa melakukan telepon atau sms tanpa membutuhkan pulsa. Bahkan, dengan merakit OpenBTS ini, sebenarnya ibaratnya membangun operator seluler sendiri. Hanya saja jangkauan sinyalnya terbatas, dan hanya bisa berkomunikasi dengan ponsel lain yang terkoneksi dengan jaringan OpenBTS ini.

            Penerapan OpenBTS di Indonesia sedang digalakkan oleh praktisi teknologi informasi Onno W Purbo. Berikut adalah dasar-dasar perangkat dan piranti lunak yang dibutuhkan untuk menggunakan teknologi ini seperti dikemukakan oleh Onno saat ditemui di kediamannya.


Hardware
            Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer, bisa desktop ataupun notebook.

            Kemudian, untuk OpenBTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama Universal Sofware Radio Peripheral (USRP) dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver.
USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada Base Transceiver Station (BTS) operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga 15 sampai 20 juta.

            Lewat kabel USB, sambungkan komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua antena tersebut.

Software
            Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan OpenBTS. Semua software yang digunakan untuk OpenBTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open source.
            Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software OpenBTS, untuk mengontrol operasi BTS. Dan juga ada software sentral telepon bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon generasi 4G.
            Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lain.

Logika berpikir hardware USRP


            Logika berpikir USRP dalam OpenBTS ini kira-kira seperti sound card pada komputer. Sebuah sound card harus diprogram agar mengeluarkan sinyal audio. Begitu juga dengan USRP yang diprogram agar mengeluarkan sinyal radio. Bukan hanya sinyal radio, USRP ini bisa diatur untuk mengeluarkan sinyal AM, FM, ataupun sinyal TV. Semua sinyal itu diprogram melalui software. Inilah yang menyebabkan OpenBTS bisa dirakit dengan harga yang murah. Karena pemancarnya diatur lewat software. Jika pemancarnya berupa hardware pasti membutuhkan biaya miliaran rupiah.
            Jangkauan OpenBTS versi minimal ini hanya 5 sampai 10 meter saja. Karena, konsumsi listriknya hanya 100 mili watt. Jika power amplifier-nya diganti menjadi 10 watt, seharga 120 juta rupiah (belum termasuk ongkos kirim), jangkauannya bisa mencapai 5 kilometer lebih.

OpenWrt

           
            OpenWrt adalah sebuah proyek open source untuk menciptakan sebuah sistem operasi gratis (sebenarnya lebih tepat disebut Firmware) yang bisa di install (lebih tepatnya ditanam/di-embedded) pada perangkat radio wireless. Karena dibuat dengan menggunakan kernel Linux maka Openwrt bisa sebut sebagai salah satu distro Linux untuk perangkat embedded (embedded devices).
            Pada awalnya, dukungan Openwrt hanya  terbatas pada seri Linksys WRT54G, namun sekarang sudah mendukung berbagai chipset,  produsen dan perangkat wireless lainnya seperti D-Link, EnGenius(Senao), 3Com, Motorola, Mikrotik dan masih banyak lagi, silahkan lihat di situs Openwrt, pada bagian dukungan hardware.
            Saat ini, router yang paling populer menggunakan Openwrt adalah seri Linksys WRT54G dan Asus WL-500g. Untuk melakukan konfigurasi OpenWrt, bisa dilakukan melalui tampilan grafis (GUI) yang bisa diakses melalui browser dan juga melalui text mode (CLI) dengan remote ssh. Untuk belajar dan mendapatkan banyak informasi tentang Openwrt, dukungan teknis bisa didapatkan melalui forum dan IRC channel.
            Versi awal dari Openwrt diberi nama White Russian, kemudian terus dikembangkan hingga muncul versi baru yang kemudian diberi nama Kamikaze.
Sumber :


1 komentar: